Posts

Biografi Krisna J. Sadrach "Sucker Head" - Legenda Trash Metal

Image
Krisna Jotam Sadrach  atau akrab dipanggil Krisna J Sadrach adalah vokaslis sekaligus bassist dari band thrash metal lokal bernama Sucker Head. Krisna juga dikenal sebagai salah satu orang di balik Revision Live. Ia juga pernah memproduseri Ungu dan ST12. Krisna J Sadrach tak hanya aktif dalam band saja. Ia juga masuk sebagai salah satu pendukung terlaksananya festival musik cadas yang cukup besar di tanah air, Hammersonic, di situ ia menjadi co-founder Hammersonic Festival. Biografi Krisna J. Sadrach dilahirkan di Surabaya dari pasangan Hendrik dan Catherine Sadrach sebagai anak sulung dari tiga bersaudara (pria satu-satunya!). Ia terlahir di lingkungan keluarga yang musikal. Krisna mewarisi langsung darah musikal dari sang ayah yang berprofesi sebagai anak band di era ’60-an. Ayahnya bersama bandnya di Surabaya sering tampil di pesta-pesta ulangtahun membawakan nomor-nomor milik Everly Brothers hingga The Beatles. Berkat pengaruh sang ayah sejak duduk di bangku SMP ia telah menge

Biografi Ully Sigar Rudasy

Image
Perempuan yang lahir di Garut, 4 Januari 1952 dengan nama lengkap Rulany Indra Gartika Wirahaditenaya ini lebih dikenal dengan nama Ully Sigar Rusady. Sejak kecil, putri pasangan Raden Mas Yus Rusady Wirahaditenaya dan Raden Ayu Marry Zumarya ini telah menggeluti dunia musik. Guru musik pertamanya adalah ayah kandungnya sendiri yang berprofesi sebagai tentara. Sewaktu masih tinggal di Bandung, sang ayah mengajari Ully yang saat itu masih berusia 8 tahun bermain gitar. Ketika di kelas 1 SMP, ia mengalami cedera di pergelangan tangan kanan dan jari kelingking tangan kiri akibat terjatuh dalam suatu atraksi ''gadis plastik'' yang ia ikuti. ''Bertahun-tahun saya melatih jari tangan kiri, terutama kelingking, untuk menekan dawai, dan tangan kanan untuk memetiknya,'' tutur kakak kandung aktris Paramitha Rusady ini. Ketika beranjak remaja, ayahnya ditugaskan ke Makassar sehingga Ully dan keluarganya pindah ke ibukota provinsi  

Biografi Rotor - Band Thrash Metal dari Indonesia

Image
Sekilas tentang Rotor Dari sempalan grup Sucker Head di awal decade 90-an, band trhash metal local yang pertama kali rekaman ini makin meroket namanya setelah sukses menjadi supporting act konser supergrup Metallica selama dua hari berturut-turut di stadion Lebak Bulus, Jakarta. Rotor sempat lama mengadu nasib di negeri Paman Sam, namun frustasi ketika tahu mesti bersaing dengan 40.000 band metal serupa yang juga tengah berburu kontrak rekaman di sana. Selama delapan tahun karier musiknya, Rotor menelurkan empat album di tiga major label berbeda : AIRO, Hemagita dan Warner Music Indonesia. Sebelum resmi bubar, basis Rotor, Judapran, tutup usia karena drugs . Belakangan, mantan vokalis mereka (Jodie, vokalis Getah) yang kharismatik juga meninggal dunia. Tersisa kini tinggal sang pendiri sekaligus gitaris Rotor, M. Irvan Sembiring, yang telah menggantungkan gitar untuk selamanya dan menekuni lembaran hidupnya yang baru sebagai seorang pendakwah. “Kalaupun ada yang berani

Lomba Cipta Lagu Remaja Prambors Rasisonia (Oleh Denny Sakrie)

Image
30 tahun silam, sebuah radio anak muda yang mangkal di Jalan Borobudur Menteng, Jakarta Pusat, mengukir sejarah baru dalam industri musik pop Indonesia dengan mengadakan sebuah ajang kompetisi cipta lagu bertajuk 'Lomba Cipta Lagu Remaja' Prambors (LCLR). Kenapa disebut sejarah baru ? Karena, dari lomba ini akhirnya terjaring sederet lagu-lagu yang memiliki karakter berbeda dengan musik pop yang tengah meraja di industri musik Indonesia. Di era paruh 70-an itu, musik pop Indonesia dikuasai oleh grup-grup pop seperti Koes Plus, Favorites Group, Panbers, The Mercy's, hingga D'Lloyd. Pukul rata warna musik yang mereka tampilkan cenderung sama yakni kesederhanaan dalam melodi, akord, hingga pola penulisan lirik lagunya. Remy Silado, pengamat musik sohor saat itu, mengkritik bahwa terjadi pendangkalan tema dalam musik pop kita. ''Hampir semua lagu liriknya dipenuhi dengan kata 'mengapa''' tulis Remy Silado di sebuah majalah. Sta

Rock Progressif Indonesia (Oleh Denny Sakrie)

Image
Dari Sabda Nada hingga Discus PADA tahun 1966, Sabda Nada-yang terdiri dari Pontjo Soetowo, Zulham Nasution, Gauri Nasution, Keenan Nasution, Ronald, Eddy, dan Edit-mencoba bereksperimen memadu musik Barat, dengan gamelan Bali yang dipimpin I Wayan Suparta Widjaja. Peristiwa itu berlangsung di Gedung Bank Indonesia di Jalan Thamrin, Jakarta. "Eksperimen itu kami lakukan karena ingin mencoba sesuatu yang baru. Biasalah, anak muda kan selalu coba ini coba itu. Apalagi, kami sering merasa jenuh memainkan yang itu-itu juga," ungkap Keenan (50), yang menabuh drum. S epuluh tahun berselang, ketika Sabda Nada telah berganti nama menjadi Gipsy, Guruh Soekarnoputra mengajak grup musik yang bermarkas di Jalan Pegangsaan itu, membuat musik eksperimen memadukan musik gamelan Bali, kali ini dengan musik rock. Ini sesuatu yang baru terjadi di Indonesia, menggabungkan gamelan Bali yang pentatonis, dengan musik rock yang diatonis. Meskipun di tahun yang sama, pemusik rock

Yockie Suryoprayogo - Musik Saya Adalah Saya (Oleh Denny Sakrie)

Image
    Mungkin album ini merupakan album konsep pertama di Indonesia yang digagas Yockie Soerjoprajogo, pemain keyboard yang sohor ketika tergabung dalam group rock Godbless. tema yang diangkat adalah idealiasme bermusik dari seorang seniman musik yang harus gigih mempertahankan kreativitas di hamparan kreativitas di hamparan belantara industri yang begitu rimbun. Jika menyimak album ini, kita seolah tengah menyimak replika sebuah operet. Sindiran tajam terhadap kepongahan industri musik dan kasus pembajakan musik menempel dalam beberapa lagu yang dinyanyikan sederet penyanyi ternama seperti rafika Duri, Harvey Malaiholo, Chrisye,berlian Hitahuruk, Bram manusama, Andi Meriem Matalatta, Keenan nasution , dan Achmad Albar.Tampilnya Sys NS sebagai narator mengingatkan kita pada album konsep karya Rick Wakeman Journey To The Center of The Earth yang menampilkan aktor david hemmings. Yockie pun mengaku terinspirasi dari karya2 Rick Wakeman. Di album ini Yockie membaurkan musik po

Sastra & Rock (Oleh Purwanto Setiadi)

Image
Menjelang akhir 1970-an itu kegelisahan telah merasuk dalam diri roger waters. kesabarannya pupus. rasa muaknya terhadap figur politik dan moralis seperti margaret tatcher dan mary whitehouse, serta keadaan masyarakat inggris, akhirnya meletup. pemetik bas, penulis lagu utama, dan vokalis pink floyd ini pun berteriak: “big man, pig man, ha ha charade you are/you well heeled big wheel, ha ha charade you are.” judul lagu yang dia nyanyikan itu pigs (three different ones). berdurasi lebih dari 10 menit, ini bukan lagu rock biasa. musik yang menuntun liriknya bergerak perlahan, ritmis, tapi intensitasnya terasa kian mencekam. di atas dominasi petikan gitar berkarakter bluesy dengan latar synthesizer yang dibunyikan tipis, tanpa ampun waters melanjutkan: and when your hand is on your heart, you’re nearly a good laugh,almost a joker, with your head down in the pig bin, saying “keep on digging.” di situ, juga di dua lagu yang lain dari alb