Sastra & Rock (Oleh Purwanto Setiadi)




Menjelang akhir 1970-an itu kegelisahan telah merasuk dalam diri roger waters. kesabarannya pupus. rasa muaknya terhadap figur politik dan moralis seperti margaret tatcher dan mary whitehouse, serta keadaan masyarakat inggris, akhirnya meletup. pemetik bas, penulis lagu utama, dan vokalis pink floyd ini pun berteriak: “big man, pig man, ha ha charade you are/you well heeled big wheel, ha ha charade you are.”

judul lagu yang dia nyanyikan itu pigs (three different ones). berdurasi lebih dari 10 menit, ini bukan lagu rock biasa. musik yang menuntun liriknya bergerak perlahan, ritmis, tapi intensitasnya terasa kian mencekam. di atas dominasi petikan gitar berkarakter bluesy dengan latar synthesizer yang dibunyikan tipis, tanpa ampun waters melanjutkan:

and when your hand is on your heart,
you’re nearly a good laugh,almost a joker,
with your head down in the pig bin,
saying “keep on digging.”

di situ, juga di dua lagu yang lain dari album yang sama (animals, 1977), waters dan kawan-kawan memasuki wilayah yang bisa seketika membuat orang tak nyaman. sebagian kritikus menyebutnya terlalu “membosankan” dan “suram”, lain dibanding apa yang mereka capai lewat dark side of the moon (1973) dan wish you were here (1975). di dua album ini, dari titik mana pun, orang rela mengidentifikasikan diri. sebab, “di situ ada kepolosan dalam mengaitkan diri dengan keyakinan hidup yang paling dasar,” kata waters. barangkali karena itulah animals yang berdurasi 42 menit hanya sempat duduk beberapa bulan saja di daftar album terlaris.

kecuali dalam tur promosinya, lagu-lagu dari album itu tak pernah masuk setlist konser-konser pink floyd. dalam penampilan akbar di earls court, london, pada 20 oktober 1994, yang rekamannya dalam format dvd dirilis pertengahan bulan ini, juga tidak ada. tapi bukan berarti animals buruk. “di sini mereka mencoba sesuatu yang berbeda, dan hasilnya tetap menarik,” kata ilham affan, kolektor ribuan rekaman dari masa 1970-an dan pengasuh jakarta alternative station yang mengudara di gelombang am 900.

mereka yang beranggapan bahwa album itu kerap disepelekan punya alasan-alasan ini: materinya tergarap baik, kaitan antarlagu yang erat, serta melodi dan teksturnya yang menghanyutkan. semua ini masih ditambah pembuka dan penutup yang ringkas, ringan, elegan, dan melegakan, menjadikan animals sebagai album konsep yang matang dan jitu.

ada hal lain. di album itu pink floyd menunjukkan dengan gamblang satu sumber inspirasi terpentingnya, yang sebelumnya hanya muncul sekilas-sekilas: sastra.

untuk tiga lagu utama di album itu, Waters, yang menulis lirik, meminjam tiga karakter dalam novel satir animal farm karya george orwell (1945), yakni anjing, babi, dan domba, sebagai metafora tentang masyarakat kontemporer (inggris); juga untuk mengekspresikan kekecewaan terhadap kapitalisme. waters menjadikan anjing sebagai representasi pengusaha dan penguasa megalomania yang gila harta dan kekuasaan; babi untuk politisi dan moralis korup (dengan terang-terangan menyebut mary whitehouse, yang kala itu sangat bersemangat untuk menyensor musik pink floyd); dan domba untuk mereka yang hanya membebek ke mana-mana.

pengaruh sastra dalam pink floyd sesungguhnya sudah dimulai sejak awal berdirinya. syd barrett, gitaris, vokalis, dan pendiri grup yang termasuk pioner di aliran progressive rock ini, menulis lagu dengan lirik bermuatan elemen-elemen literer yang lazim dalam buku dongeng anak-anak. dia bercerita tentang burung gagak, orang katai, sepeda, peri. dia bahkan meminjam judul satu bab dari buku klasik the wind in the willows karya kenneth grahame untuk judul album pertama pink floyd (the piper at the gates of dawn), yang dirilis pada 1967.

era barrett berakhir ketika dia “dibebastugaskan” karena sering “hang“. tapi rekan-rekannya, yang perlahan-lahan berusaha menandingi kemampuannya menulis lagu, meneruskan apa yang telah dia lakukan. di album kedua (a saucerful of secrets, 1968), waters malah “memungut” larik-larik dari puisi karya penyair era dinasti tang di cina (618-907) untuk set the control for the heart of the sun. ini berlanjut di album yang mulanya adalah ilustrasi musik film more garapan barbet schroeder (lagu cirrus minor). di album obscured by clouds (1972) — juga ilustrasi film karya schroeder (la vallee) — lagu childhood’s end diilhami novel berjudul sama karya arthur c. clarke.

***

sastra mulai menyusup ke dalam musik rock pada saat yang hampir bersamaan dengan debut rekaman pink floyd, berkat makin getolnya para musisi untuk mencari kemungkinan-kemungkinan baru. menjelang akhir 1960-an itu, dengan gerakan antikemapanan yang meluas di kalangan generasi muda, semangat untuk bereksperimen dan membetot rock hingga melampaui batas-batas konvensionalnya begitu menyala.

mengenai gejala itu, dalam rocking the classics (1997), edward macan menulis: “tidak ada musik yang berada di luar masyarakatnya. tapi, seraya begitu, macan juga mengakui bahwa segala hal tentang progressive rock “berjalin begitu rapat untuk menghasilkan visi artistik yang kokoh”, yang “membungkus ideologi kontra-budaya”. dan visi utopian dari gerakan kontra-budaya atau antikemapanan itu meliputi mitologi, mistik, dan gambaran-gambaran science fiction dari berbagai sumber, termasuk di antaranya penulis the lord of the rings j.r.r. tolkien dan novelis science fiction robert heinlein.

dengan kata lain, adopsi unsur-unsur “eksternal” menjadi hal yang jamak. menginjeksikan pengaruh sastra, dalam berbagai wujud, adalah satu di antara yang banyak dilakukan.

dalam batas yang samar, the beatles sudah lebih dulu melompat ke gerbong fenomena itu lewat album yang kini masuk kategori terbaik sepanjang masa, sgt. pepper’s lonely hearts club band (1967). pada lagu lucy in the sky with diamods, john lennon, penulisnya, mengaku teringat masa kecilnya dan buku through the looking glass karya lewis carroll setelah menyaksikan lukisan putranya, julian. dia lalu menulis larik “with plasticine porters with looking glass ties“. lennon melanjutkan “reuni” dengan carroll dalam i am the walrus (album magical mystery tour, 1967).

contoh lain karya pada masa itu yang memuat pinjaman dari wilayah sastra adalah a whiter shade of pale. ini setidaknya menurut dugaan sebagian orang. memang, banyak yang berpendapat, lirik lagu milik procol harum yang menjadi hit begitu dirilis pada musim panas 1967 — hampir bersamaan dengan sgt. pepper’s — itu sulit dimengerti, misterius, bahkan absurd. tapi banyak yang percaya (betapapun dibantah oleh keith reid, penulis liriknya) di situ ada pengaruh geoffrey chaucer, penulis dan penyair inggris dari abad ke-14, terutama melalui karyanya yang tak sempat rampung, kumpulan kisah-kisah pendek berjudul the canterbury tales.

chaucer adalah nama besar dalam kesusastraan inggris. dia dijuluki bapak kesusastraan, berkat karya-karyanya yang royal memperlihatkan legitimasi artistik bahasa inggris, sebuah bahasa lokal — bukan latin atau prancis yang kala itu luas digunakan sebagai lingua franca di eropa. terdiri atas prosa dan puisi, sebagian orisinal dan sebagian bukan karya asli, the canterbury tales menyorongkan beragam tema. di antara tokoh-tokoh di dalamnya, yang menjadi pencerita untuk topik tertentu, ada seorang tukang giling (miller). dia inilah yang disebut procol harum dalam lagunya:

and so it was that later
as the miller told his tale
that her face, at first just ghostly,
turned a whiter shade of pale

“analogi dengan canterbury tales itu, diakui atau tidak oleh reid, bagus adanya,” kata tim de lisle, yang menulis buku lives of the great songs (1995).

de lisle beralasan, kedua karya itu sangat khas inggris. yang satu mendapatkan tempat dalam kanon kesusastraan, sedangkan yang lainnya tergolong standar dalam musik populer. keduanya punya asosiasi dengan kesalehan dan kepatutan. (a whiter shade of pale sudah menjadi elemen tetap dalam ritual perkawinan, menggantikan wedding march-nya felix mendelssohn: lagu ini bahkan diperdengarkan pada perkawinan gary brooker, vokalis, penulis lagu, pianis, dan pendiri procol harum.)

genesis bisa disebut sebagai grup yang juga secara samar, dalam beberapa karyanya, mengambil ilham dari karya sastra. simaklah cinema show, sebuah epik dalam album selling england by the pound (1973). menjadi pemuncak di sisi b, cinema show menarasikan relasi di antara dua kekasih yang merupakan reinkarnasi dari dua karakter yunani kuno. cara peter gabriel, sang vokalis, menuliskan lirik mengingatkan orang pada satu bagian dari puisi epik the waste land karya t.s. eliot (pertama kali diterbitkan pada 1922). di situ gabriel mengajak orang agar mendengar nasihat tiresias, peramal buta yang bijak dalam mitologi yunani, yang juga disebut dalam puisi sang pemenang nobel pada 1948 itu:

take a little trip back with father tiresias,
listen to the old one speak of all he has lived through

dari album yang lain, sesudah gabriel keluar untuk bersolo karier, grup yang termasuk pioner progressive rock itu menerakan dengan jelas pengaruh wuthering heights karya emily bronte pada dua lagu instrumental yang posisinya berurutan, unquiet slumbers for the sleepers… dan …in that quiet earth (album wind & wuthering, 1976). judul keduanya berasal dari kalimat penutup novel tentang relasi yang muskil dan apokaliptik antara catherine dan heatchliff itu:

“i lingered round them, under that benign sky: watched the moths fluttering among the heath and harebells, listened to the soft wind breathing through the grass, and wondered how any one could ever imagine unquiet slumbers for the sleepers in that quiet earth.”

novel terbitan 1847 itu pula yang mengilhami kate bush untuk menciptakan wuthering heights. inilah lagu yang seketika melambungkan nama bush ketika dirilis pada 1978 (sebagai single maupun materi album the kick inside). penyanyi-penulis lagu-pianis yang lahir di bexleyheath, kent, london, pada 30 Juli 1958 ini menuliskan lirik berdasarkan cerita dari novel itu, yang dia saksikan versi filmnya, buatan tahun 1939. heathcliff, it’s me — cathy/come home. i’m so cold!/let me in-a-your window….

novel atau karya dalam wujud prosa, termasuk cerita pendek, memang sumber lain penulisan lirik dan atau lagu, atau bahkan album (bagian dari apa yang lazim disebut album konsep). ikut masuk ke dalam kelompok yang disebut terakhir, selain animals, di antaranya, adalah journey to the center of the earth dan 1984 karya rick wakeman, masing-masing berdasarkan novel jules verne dan george orwell; tales of mystery and imagination karya alan parsons project, yang mengangkat cerita-cerita horor dan misteri klasik edgar allan poe; the gates of delirium dari yes, yang terilhami war and peace karya leo tolstoy; 2112 dari rush, yang mengadopsi novel anthem karya ayn rand; dan grendel karya marillion, berdasarkan buku garapan john c. gardner.

***

apa yang dirintis para musisi (kebanyakan dari aliran progressive rock) mulai akhir 1960-an itu berlanjut hingga sekarang. seperti di masa lalu, sumber ilham atau elemen-elemen yang berpengaruh bisa berupa atau berasal dari puisi, bisa pula novel, juga naskah drama. grup musik yang melakukannya bisa beraliran apa pun, termasuk (heavy) metal – metamorfosa yang kesekian dari musik rock yang cenderung diidentikkan dengan bising, gelap, dan mengerikan.

“pengaruh sastra dalam heavy metal mungkin merupakan indikator lain dari nilai-nilai yang termaktub dalam aliran ini,” kata andrew kemp, peneliti dari institute of public affairs di australia yang menulis artikel “liberalism, individualism and heavy metal” (ipa review, april 2006).

satu dari grup-grup yang tergolong menonjol dari aliran itu, karena ragam tema dan lirik-liriknya yang cerdas, adalah iron maiden. inilah satu dari perintis-perintis heavy metal generasi kedua yang kemudian menggerakkan fenemona nwobhm, (new wave of british heavy metal), yang dimulai pada akhir 1970-an. dimotori oleh steve harris (pemain bas yang menulis lagu dan lirik untuk sebagian besar materi rekaman) dan dave murray (gitar), maiden berdiri tegak di tempat yang berbeda –lebih berkelas, persisnya — dibandingkan grup-grup seangkatannya.

sepanjang 31 tahun usianya maiden telah menghasilkan 13 album studio. jejak sastra tersebar di sana –di samping sejarah dan film. yang bisa disebut sebagai contoh, di antaranya, adalah murders in the rue morgue (berdasarkan cerita pendek poe), the trooper (berdasarkan puisi the charge of the light brigade karya alfred tennyson), to tame a land (berdasarkan novel dune karya frank herbert), dan rime of the ancient mariner (lagu yang menyanyikan puisi gubahan samuel taylor coleridge).

mari kita tengok time of the ancient mariner. berdurasi hampir 13,5 menit, banyak yang menganggap inilah magnum opus maiden. epik perkasa dari album powerslave (1984) ini tergolong etalase yang sempurna bagi harris sebagai penulis lagu yang cakap dan kaya sumber gagasan. puisi yang menjadi sandaran adalah karya terpanjang coleridge, penyair Inggris yang hidup antara 1772-1834. ditulis selama dua tahun dan diterbitkan pertama kali dalam edisi perdana lyrical ballads (1798), buku yang dipandang sebagai tonggak gerakan romantik di inggris, puisi ini menarasikan kejadian-kejadian supranatural yang dialami seorang pelaut selama menempuh satu pelayaran yang panjang.

coleridge membuka puisinya dengan:

it is an ancyent marinere,
and he stoppeth one of three:
“by thy long grey beard and thy glittering eye
“now wherefore stoppest me?

begini versi harris:

hear the rime of the ancient mariner
see his eye as he stops one of three
mesmerises one of the wedding guests
stay here and listen to the nightmares of the sea

ada yang menduga coleridge, yang dikenal sebagai pengguna opium, terinspirasi pelayaran kedua james cook pada 1772-1775 ke samudera pasifik; guru pribadi coleridge, william wales, adalah astronom di kapal cook dan punya hubungan erat dengan cook. ada pula yang berpendapat bahwa coleridge terilhami oleh legenda yahudi kelana, yang dipaksa mengelilingi bumi sampai hari akhir tiba karena menghina yesus pada hari penyaliban. sejumlah kritikus percaya puisi itu merupakan metafora dosa asal; penyesalan sang pelaut dan hujan yang digambarkan di dalamnya adalah simbol pembabtisan.

maiden, dalam urusan pengelanaan tema, punya sebaris pengikut di lingkungan aliran metal yang datang belakangan, khususnya dari wilayah power metal atau epic metal. mereka ini juga melanjutkan apa yang pernah dimulai oleh (ritchie blackmore’s) rainbow, yakni mengangkat legenda dan kisah-kisah fantasi (misalnya lagu stargazer dari album rising, 1976). blind guardian, grup asal jerman yang didirikan oleh hansi kursch pada pertengahan 1980-an, termasuk kampiun di sini. karya studionya yang dirilis pada 1998, nightfall in middle-earth, adalah album konsep berdasarkan novel the silmarillion karya tolkien.

karya tolkien yang lain, epik monumental the lord of the rings, malah mengilhami jauh lebih banyak musisi. sebelum metal berkembang hingga seperti saat ini, led zeppelin, satu dari the holy trinity of heavy metal, sudah menyelipkan pengaruh cerita fantasi yang paling banyak dibaca sepanjang sejarah manusia itu dalam lagu-lagunya. perhatikan metafora yang memanfaatkan suasana mordor, tempat sang antagonis sauron bermukim, dan karakter gollum dalam ramble on (dari album led zeppelin II, 1969):

twas in the darkest depths of mordor
i met a girl so fair,
but gollum, and the evil one crept up
and slipped away with her

masih panjang daftar lagu atau album yang bisa menunjukkan relasi akrab selama hampir setengah abad antara sastra dan rock. pasti kelak juga akan bertambah. sebab, seperti kata macan, “tidak ada musik yang berada di luar masyarakatnya.” dari masyarakat yang mengapresiasi sastra sangat wajar jika lahir musik yang terilhami atau mengeksplorasi karya sastra, apa pun wujudnya dan di mana pun letaknya. untuk musisi yang selalu peduli pada keadaan di sekitarnya, sebagaimana halnya waters, selalu ada karya sastra yang bisa digunakan untuk mengekspresikan pandangan atau kritiknya.

Comments

Popular posts from this blog

Kontroversi Seputar Lagu Child in Time (Oleh Akman Sinaga)

Biografi Krisna J. Sadrach "Sucker Head" - Legenda Trash Metal

Biografi Rotor - Band Thrash Metal dari Indonesia